Katekese merupakan salah satu sarana untuk mensosialisasikan nilai-nilai Kristiani kepada umat. Menurut paus Yohanes Paulus II, "Katekese ialah pembinaan anak-anak, kaum muda dan orang-orang dewasa dalam iman, yang khususnya mencakup penyampaian ajaran kristen, yang diberikan secara organis dan sistematis, dengan maksud mengantar para pendengar mencapai kepenuhan hidup Kristen". Katekese bertumpu pada "proklamasi awal Injil atau pewartaan misioner melalui Kerygma untuk membangkitkan iman, apologetika atau penyelidikan alasan-alasan untuk beriman, pengalaman hidup Kristen, perayaan Sakramen-sakramenintegrasi kedalam jemaat Gerejawi, dan kesaksian apostolis misioner.
Dalam Pengertian tersebut, Paus menegaskan bahwa katekese itu pembinaan, yang dilakukan melalui pengajaran mengarah kepada sesuatu yang lebih luas dan mendalam, yakni kepenuhan hidup Kristen. Kepenuhan hidup Kristen dicapai melalui unsur-unsur yang dinyatakan sebagai tumpuan katekese. Pengetahuan iman, yang merupakan salah satu unsur dalam proses katekese, memang penting, tetapi bukan tujuan akhirya.
katekese sebagai pembinaan iman perlu dimengerti dalam keseluruhan eksistensinya dan dalam kekayaan dimensi-dimensinya. Katekese tidak boleh berhenti pada beberapa aspek tertentu dari dinamika iman, tetapi menjangkau luas sampai pada jawaban iman.
Bermacam-macam tugas katekese yang termuat dalam pembinaan iman. Agar setiap bentuk katekese terlaksana secara utuh, perlulah ada kesatuan yang tak terpisahkan antara pemahaman sabda Allah, perayaan iman dalam sakramen-sakramen dan pengakuan iman dalam kehidupan sehari-hari. Orang yang maju dalam hidup beriman tidak hanya mengetahui apa yang diimaninya tetapi juga merayakannya dalam kehidupan sakramental dan menghayatinya dalam kehidupan konkret sehari-hari.
dalam tugasnya katekese tidak hanya berhadapan dengan iman sebagai sutau realitas yang menyeluruh, tetapi terutama dengan "perjalanan iman" yakni dinamika perkembangan dan pendalaman iman, yang terjadi dalam komunitas dan dalam diri orang beriman. Maka perlu mengamati dinamika perkembangan dan pendalaman iman dalam usaha untuk mengerti makna pendidikan ian.
Dari segi teologis, dinamika iman digambarkan sebagai suatu proses yang bertitik tolak dari pertobatan dan berkembang dalam suatu gerak pemekaran menuju kepenuhan eskatologis. Titik tolak dan jiwa dari setiap perkembangan iman adalah pertobatan, yang merupakan suatu tindakan menanggalkan mentalitas dan sikap hidup yang lama serta mengenakan mentalitas dan sikap hidup yang baru, yang didasarkan pada pusat hidup baru, yakni Yesus Kristus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar